.

.

Kamis, 05 Februari 2015

IDE BISNIS SUKSES BUKA RESOR

Karakter yang nyentrik dan dekat dengan alam mendorong Roby Tjahyadi memilih bisnis resor berkonsep back to nature. Resornya kini tersebar di Bandung dan yang terbaru di Ubud, Bali. Kali ini dia memadukan konsep resor di tengah sawah dengan desa seniman yang bakal menyajikan nuansa Bali seutuhnya.

Senyentrik nama panggilannya, Bob Doang. Lelaki itu tampil sederhana dan nyentrik dengan rambut panjang yang diikat. Saat pertama kali Investor Daily bertemu sekitar dua tahun lalu dan kemudian bertemu kembali dengannya baru-baru ini, tak ada yang berubah dengan dirinya. Masih tampil sederhana, dengan rambut panjangnya yang diikat. “Saya memang dekat dengan alam. Mungkin saya terbentuk dari banyaknya orang yang tak peduli dengan alam,” kata Bob seperti dilansir Investor Daily.

Kecintaan pada alam sudah melekat saat ia muda. Dan itu terus tertanam saat ia terjun ke dunia bisnis resor berkonsep alam. “Waktu bikin Resort Imah Seniman di Lembang yang berkonsep hutan, tak ada satu pun pohon yang ditebang, seperti pinus dan mahoni,” cerita Bob yang memulai bisnisnya dengan membuka toko celana jeans Sapu Lidi di Cihampelas, Bandung hingga kemudian menjaid trend setter bisnis jeans di kota itu.
Imah Seniman, kata Bob adalah reso berkonsep hutan dan ditujukan bagi para tamu yang ingin berlibur sembari membuat karya seni. Inspirasi alam juga ia terjemahkan ketika membuat Resort Sapu Lidi, juga di Bandung. Resor itu begitu asri dengan pepohonan rimbun dan danau kecil yang eksotis.

Tak hanya peduli pada lingkungan, Bob yang memiliki filosofi menikmati hidup dengan berbagi itu, juga peduli pada masyarakat sekitar resor- nya. Kepedulian itu ia tunjukkan pada resor t terbarunya, Sapu Lidi Ubud, Bali. Resort berlokasi di Pengosekan, Ubud, Bali itu memadukan konsep alam dan desa seni. “Resort berada di tengah sawah dan dekat dengan perkampungan sekitar yang dibuat menjadi desa seni sehingga nantinya para tamu akan mendapatkan nuansa Bali seutuhnya,” ungkap Bob yang telah melakukan soft launching Sapu Lidi Ubud pada Februari 2013.

Uniknya, resor yang terdiri atas 80 kamar dan 40 vila itu memiliki nama kamar atau vila yang unik. Ada kamar yang diberi nama Tingklak (congklak). Saat tamu datang, akan ada anak desa bermain congklak, lalu anak itu akan memberikan welcome drink kepada tamu. Tema lukisan, akan ada anak melukis. “Ini konsep yang berbeda, karena tamu selain ingin resor bernuansa alam, juga ingin ada kegiatan yang bernuansa desa seniman,” tutur Bob, kelahiran Bandung, tahun 1958.

Karena itulah, pada resor seluas 7 ha ini, Bob pun menerapkan filosofi berbaginya. Ia hidupkan kegiatan budaya dan berkesenian langsung di rumah-rumah penduduk. Penduduk bisa membuat lukisan, seni ukir, atau patung. Sementara para ibu bisa membuat kuliner khas Bali. “Kami ingin berbagi dengan masyarakat Ubud yang budayanya kuat dengan ikut melibatkan mereka sehingga pendapatan mereka juga meningkat. Ini yang ingin saya pertahankan dan tempat-tempat wisata akan termanage dengan baik sehingga bisa terus berkembang,” papar Bob.

Menariknya, resor ini juga menganut konsep hijau dengan meminimalisasi sampah plastik. Sementara sampah organik akan dibuat pupuk. Memang, kata Bob, dibutuhkan strategi dan manajemen agar konsep ini bisa berkesinambungan. “Karena itu manajemen harus bisa meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mendatangkan tamu yang berpeluang membeli hasil kerajinan atau menonton pertunjukan seni mereka.  Nah, penduduk pun harus fokus dengan kegiatan berkeseniannya. Kalau ini berjalan, maka turis pun akan dapat nuansa Bali sesungguhnya,” tegas Bob.

Diakuinya, ini bisnis berinvestasi besar. “Karena itu saya juga akan mencari investor,” ujar dia. Desa seni sedang dalam persiapan, tinggal sinkronisasi saja. Target semuanya selesai pada September 2013. Bisnis resor juga berarti tak jauh dengan bisnis kuliner. Pada 2013, Bob juga membuka restoran bernama Bebek Nonggeng di Teges, Ubud. “Konsepnya macam-macam bebek, dari goreng, bakar, hingga masak, termasuk Bebek Betutu. Konsep bangunan terdiri atas empat bangunan yang masing-masing dikelilingi air, tetapi tidak seperti danau,” tutur dia.

Bisnis ini rupanya menjadi penyaluran hobi masak Bob. Seluruh menu yang ditawarkan di resort-nya adalah kreasinya. Salah satunya adalah masakan yang dimasak pakai air kelapa. Iya juga menciptakan menu ikan bakar yang berbeda, yaitu ikan segar dibaluri bumbu-bumbu, dibungkus daun, lalu dibakar. “Saya memang suka menciptakan menu sendiri dan semua menu di resor Sapu Lidi, adalah kreasi saya,” tutup Bob. (as)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar